Jumat, 15 Februari 2013

Ini Penyebab Pertumbuhan Anak Terhambat


REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Kekurangan (defisiensi) zat gizi mikro jika tidak diatasi sejak dini akan berdampak buruk dalam jangka panjang dan menghambat tumbuh kembang anak. Demikian disampaikan guru besar Fakultas Ekologi Manusia IPB.

"Kecukupan zat gizi mikro sangat penting terutama untuk ibu hamil dan anak-anak balita," kata guru besar Fakultas Ekologi Manusia IPB Prof Dr Ir Hardinsyah, MS di Jakarta, Selasa (31/7) malam.

Ia mengatakan, kekurangan zat gizi mikro (vitamin, mineral, dan sekelumit/trace minerals) seringkali tersembunyi dan tidak disadari. Namun, kata dia, jika tidak segera diatasi bisa membawa dampak buruk dalam jangka panjang.
"Zat gizi mikro memiliki peran untuk membantu pertumbuhan tulang, gigi, sel, termasuk pencernaan dan metabolisme, pembentukan imunitas, tekanan darah dan cairan tubuh, serta pengendalian syaraf," katanya.

Ia menambahkan, kekurangan zat gizi mikro (vitamin dan mineral) lebih sering terjadi terutama untuk kasus kekurangan kalsium, zat besi, zinc, asam folat, B12, C, dan D pada anak, perempuan, dan ibu hamil.

"Kekurangan ini seringkali diakibatkan karena diet atau pola makan miskin sumber pangan hewani dan buah," katanya.

Menurut dia, tanpa pangan hewani dan sayur maka akan sulit bagi tubuh untuk memenuhi kecukupan asupan zat gizi mikro.

Defisiensi zat gizi mikro, lanjutnya, dalam jangka yang lama dapat memberikan dampak nutrisi yang nantinya akan mempengaruhi peningkatan angka kesakitan dan kematian, serta mempengaruhi gangguan serius pada tumbuh kembang anak.

Pada kesempatan yang sama Kepala Seksi Standardisasi Konsumsi Makanan, Direktorat Bina Gizi dan Kesehatan Ibu Anak, Kementerian Kesehatan, Titin Hartini, mengatakan, kekurangan zinc pada manusia pertama kali dilaporkan pada 1960-an yang ditengarai bisa menghambat pertumbuhan anak dan remaja.

"Zinc memiliki fungsi katalitik terdiri dari hampir 300 macam enzim yang berperan dalam sintesis dan degradasi karbohidrat, lemak, dan protein serta metabolisme zat gizi mikro lainnya," katanya.

Pihaknya pernah melakukan studi pada 2006 yang menunjukkan prevalensi zinc pada balita di Indonesia sebesar 32 persen sementara asupan zat gizi zinc pada balita 30 persen dari angka kecukupan gizi.

Medical Affairs Manager PT Sarihusada, Tria Rosemiarti, mengatakan, pihaknya membantu mengatasi upaya peningkatan asupan gizi mikro melalui formulasi produk nutrisi bagi anak dan ibu yang memiliki kandungan zat gizi mikro maupun makro melalui konsep presinutri.

"Beberapa produk kami seperti SGM Eksplor dan SGM Aktif Presinutri baru dengan zinc mengandung nutrisi yang disesuaikan dengan kebutuhan gizi sesuai tahap tumbuh kembang anak sehingga diharapkan dapat melengkapi asupan zat gizi mikro yang dibutuhkan anak umur 1 sampai 6 tahun," katanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar