Arus informasi makin hari semakin deras seiring dengan kemajuan
teknologi dan globalisasi. Globalisasi memang mempunyai dampak positif
bagi perkembangan ekonomi bangsa dan lain sebagainya, tetapi globalisasi
juga dapat berdampak negatif bagi anak Anda.
Karena kemajuan teknologi, anak akan dapat mengakses informasi dengan mudah melalui televisi, majalah atau internet. Padahal, anak akan cenderung mengikuti apa yang dilihatnya seperti gaya berpakaian yang mengikuti tren budaya asing.
Sebenarnya budaya asing bagus untuk dipelajari dan menjadi tolak ukur budaya bangsa sendiri, tapi di usia yang terlalu dini, anak tidak dapat menyaring mana yang baik untuk ditiru dan mana yang tidak. Budaya asing yang tidak sesuai dengan budaya bangsa akan membuat anak menjadi dewasa sebelum waktunya.
Menurut psikolog Anna Surti Ariani, S.Psi, M.Psi dalam acara Berbagi Momen Kebersamaan Bersama Pasar Puter Wall's Dung Dung, Yogyakarta seperti ditulis Senin (30/4/2012), salah satu cara untuk menghindari dampak buruk globalisasi adalah adanya kontrol dari orang tua.
Anna memberikan beberapa tips yang harus diperhatikan oleh para orangtua agar anak tidak terbawa arus globalisasiantara lain:
1. Orang tua harus PD terhadap kebudayaan bangsa sendiri
Sekarang ini anak lebih memilih untuk menonton bioskop yang memutar film-film asing daripada menonton pertunjukan tari tradisional. Anak juga lebih menyukai lagu-lagu barat yang dianggapnya lebih keren daripada musik-musik tradisional Indonesia.
Hal ini akan membuat budaya asli Indonesia makin lama makin luntur. Sebaiknya orang tua percaya diri terhadap budaya bangsa sendiri dan mendidik anak untuk mencintai budaya Indonesia dengan melibatkan anak dalam pembicaraan mengenai budaya dan mengajaknya nonton pameran kesenian.
2. Hindarkan anak dari kecanduan gadget
Kebanyakan orang tua jaman sekarang malah memberikan anak-anaknya permainan yang dapat diakses melalui kecanggihan gadget. Padahal hal ini akan membuat anak bersikap individualistis dan kesulitan berkomunikasi dengan orang lain.
3. Memberi menu makanan tradisional pada anak
Makanan asli Indonesia seperti sayur pare, melinjo dan kangkung kini sudah tidak banyak diminati lagi di kalangan remaja dan anak-anak. Anak cenderung lebih menyukai makan makanan seperti burger atau pizza yang merupakan makanan khas bangsa lain.
4. Memilih konsumsi media yang tepat bagi keluarga
Anda harus membatasi akses terhadap media massa maupun elektronik yang terlalu menyorot budaya asing. Pilihlah tontonan keluarga yang sifatnya mendidik dan mengenalkan anak terhadap budaya bangsa.
5. Ciptakan gaya mendidik anak sendiri
Di negara China, orangtua memiliki teknik mendidik anak dengan tegas yang dikenal dengan gaya tiger mom. Anda juga harus memiliki gaya mendidik anak sendiri dengan tidak pernah melecehkan budaya bangsa sendiri dan mengajarkan anak untuk menghormati budaya bangsa lain.
sumber : health.detik.com
Karena kemajuan teknologi, anak akan dapat mengakses informasi dengan mudah melalui televisi, majalah atau internet. Padahal, anak akan cenderung mengikuti apa yang dilihatnya seperti gaya berpakaian yang mengikuti tren budaya asing.
Sebenarnya budaya asing bagus untuk dipelajari dan menjadi tolak ukur budaya bangsa sendiri, tapi di usia yang terlalu dini, anak tidak dapat menyaring mana yang baik untuk ditiru dan mana yang tidak. Budaya asing yang tidak sesuai dengan budaya bangsa akan membuat anak menjadi dewasa sebelum waktunya.
Menurut psikolog Anna Surti Ariani, S.Psi, M.Psi dalam acara Berbagi Momen Kebersamaan Bersama Pasar Puter Wall's Dung Dung, Yogyakarta seperti ditulis Senin (30/4/2012), salah satu cara untuk menghindari dampak buruk globalisasi adalah adanya kontrol dari orang tua.
Anna memberikan beberapa tips yang harus diperhatikan oleh para orangtua agar anak tidak terbawa arus globalisasiantara lain:
1. Orang tua harus PD terhadap kebudayaan bangsa sendiri
Sekarang ini anak lebih memilih untuk menonton bioskop yang memutar film-film asing daripada menonton pertunjukan tari tradisional. Anak juga lebih menyukai lagu-lagu barat yang dianggapnya lebih keren daripada musik-musik tradisional Indonesia.
Hal ini akan membuat budaya asli Indonesia makin lama makin luntur. Sebaiknya orang tua percaya diri terhadap budaya bangsa sendiri dan mendidik anak untuk mencintai budaya Indonesia dengan melibatkan anak dalam pembicaraan mengenai budaya dan mengajaknya nonton pameran kesenian.
2. Hindarkan anak dari kecanduan gadget
Kebanyakan orang tua jaman sekarang malah memberikan anak-anaknya permainan yang dapat diakses melalui kecanggihan gadget. Padahal hal ini akan membuat anak bersikap individualistis dan kesulitan berkomunikasi dengan orang lain.
3. Memberi menu makanan tradisional pada anak
Makanan asli Indonesia seperti sayur pare, melinjo dan kangkung kini sudah tidak banyak diminati lagi di kalangan remaja dan anak-anak. Anak cenderung lebih menyukai makan makanan seperti burger atau pizza yang merupakan makanan khas bangsa lain.
4. Memilih konsumsi media yang tepat bagi keluarga
Anda harus membatasi akses terhadap media massa maupun elektronik yang terlalu menyorot budaya asing. Pilihlah tontonan keluarga yang sifatnya mendidik dan mengenalkan anak terhadap budaya bangsa.
5. Ciptakan gaya mendidik anak sendiri
Di negara China, orangtua memiliki teknik mendidik anak dengan tegas yang dikenal dengan gaya tiger mom. Anda juga harus memiliki gaya mendidik anak sendiri dengan tidak pernah melecehkan budaya bangsa sendiri dan mengajarkan anak untuk menghormati budaya bangsa lain.
sumber : health.detik.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar