Jumat, 22 Maret 2013

Studi: Susu Rendah Lemak Tak Terbukti Cegah Anak Jadi Gendut


Belakangan kasus obesitas pada anak semakin tinggi karena besarnya kecenderungan anak untuk mengonsumsi makanan atau cemilan yang sarat gula dan garam, termasuk lemak. Tapi menurut sebuah studi baru, jika anak diberi susu rendah lemak, risiko obesitasnya juga takkan berubah. Kok bisa?

Kesimpulan ini diperoleh setelah tim peneliti yang dipimpin oleh Dr. Mark DeBoer dari University of Virginia School of Medicine, AS mengamati 10.700 anak-anak dari AS yang berusia 2-4 tahun.

Untuk studi ini, orangtua partisipan juga dilibatkan dan ditanyai tentang kondisi anak-anak mereka. Ketika partisipan mencapai usia 4 tahun, orangtuanya juga ditanyai tentang konsumsi jus, soda, minuman energi dan minuman lainnya, namun peneliti tidak mengamati konsumsi susu dengan rasa. Kemudian setiap partisipan diukur berat dan tinggi badannya.

"Dibandingkan dengan mereka yang minum susu 2 persen/murni, anak berusia 2-4 tahun yang minum susu skim berpeluang lebih tinggi untuk mengalami kelebihan berat badan atau obesitas," ungkap peneliti dalam jurnal Archives of Disease in Childhood.

"Kebiasaan minum susu rendah lemak memang sering terlihat pada anak-anak yang kelebihan berat badan, tapi bukan berarti itu mencegah penambahan berat badan pada anak berusia 2-4 tahun," tambahnya.

Dari situ peneliti menemukan bahwa anak yang diberi susu skim atau susu yang hanya mengandung 1 persen susu murni justru memiliki skor indeks massa tubuh yang lebih tinggi ketimbang anak yang minum susu murni atau mengandung 2 persen lemak susu, bahkan setelah peneliti menyesuaikan faktor etnis dan kondisi ekonomi partisipan.

Selain itu, anak yang rutin minum susu skim yang tidak kelebihan berat badan saat berusia 2 tahun justru berpeluang menjadi obesitas sebesar 57 persen saat mencapai usia 4 tahun.

Peneliti menduga bisa jadi anak-anak yang diberi susu rendah lemak adalah anak-anak yang telah mengalami kelebihan berat badan. Itulah sebabnya berat badan mereka akan bertambah jika diberi susu skim, bila dibandingkan dengan anak yang diberi susu murni atau kandungan lemaknya lebih tinggi.

"Tapi jika seorang anak aktif bermain di luar dan memiliki pola makan yang seimbang serta menghindari konsumsi jus dan soda, mungkin apapun jenis susu yang dikonsumsi anak tidaklah jadi masalah," tutup DeBoer seperti dilansir chicagotribune, Selasa (19/3/2013).

Untuk itu, alih-alih terfokus pada konsumsi susu anak, peneliti menyarankan agar orangtua meningkatkan kesehatan anak dengan cara memastikan agar anak-anaknya mengurangi kebiasaan menonton televisi, konsumsi minuman berpemanis buatan dan mendorong anak agar lebih banyak berolahraga.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar