Jakarta, Trimester pertama pada kehamilan adalah saat yang tepat untuk 'menciptakan' bayi sehat. Nah, salah satu zat yang wajib dipenuhi oleh ibu adalah yodium.
Dalam sebuah penelitian yang telah diterbitkan dalam Journal of Clinical Endocrinology & Metabolism dan dikutip pada Dailymail, Jumat (3/5/2013) mengatakan jika anak dalam kandungan kehilangan zat yodium maka akan menyebabkan buruknya aksara anak terutama dalam ejaan. Tetapi, kurangnya zat kimia itu tidak akan berpengaruh pada kemampuan matematika anak, pengaruh terhadap perkembangan jalur pendengaran dan juga memori berdasarkan pendengaran.
Para ilmuwan mengatakan ibu hamil bisa mencegah kerusakan neurologis jangka panjang dengan mengambil suplemen sebagai bagian dari makanan sehari-hari mereka. Yodium diserap dari makanan dan memainkan peran kunci dalam perkembangan otak, tetapi yang perlu diperhatikan adalah kekurangan ringan selama kehamilan dapat membahayakan perkembangan otak bayi.
Nutrisi ini dapat ditemukan dalam berbagai makanan dan terutama didalam kerang, tetapi sebaiknya ibu hamil tidak mengonsumsinya. Studi ini meneliti nilai tes standar dari 228 anak yang ibunya mengunjungi klinik antenatal The Royal Hobart Hospital's di Tasmania antara tahun 1999 dan 2001.
Anak-anak yang lahir selama periode itu berada pada populasi yang kekurangan yodium ringan. Tetapi, kondisi menjadi terbalik ketika produsen roti mulai menggunakan garam beryodium pada bulan Oktober 2001 sebagai bagian dari program fortifikasi yodium sukarela.
Hasil penelitian menunjukkan paparan yodium tidak memadai dikaitkan dengan efek jangka panjang pada anak berusia sembilan tahun yang tidak mendapatkan cukup yodium ketika di dalam rahim, ia mendapatkan skor rendah pada tes keaksaraan khususnya dalam ejaan.
Namun para peneliti dari University of Tasmania menemukan bahwa asupan yodium rendah sama sekali tidak berpengaruh pada nilai matematika. Mereka mengatakan kekurangan yodium dapat mengambil lebih dari satu korban pada pengembangan jalur pendengaran dan memiliki konsekuensi pada kinerja memori berdasarkan pendengaran.
Para peneliti mengatakan hal ini dapat dicegah jika ibu hamil mengkonsumsi suplemen makanan sehari-hari yang mengandung yodium. Dr Kristen Hynes mengatakan, "Penelitian kami menemukan anak-anak dapat terus mengalami efek kekurangan yodium selama bertahun-tahun setelah kelahiran," katanya.
Dr Kristen pun menambahkan meskipun peserta diet diperkaya dengan yodium selama masa kanak-kanak, suplementasi kedepannya tidak akan cukup untuk membalikkan dampak dari kekurangan selama kehamilan ibu. Untungnya, kekurangan yodium selama kehamilan dan dampak neurologis yang dihasilkan dapat dicegah.
"Wanita hamil harus mengikuti pedoman kesehatan masyarakat dan mengambil suplemen makanan sehari-hari yang mengandung yodium," katanya. Program suplementasi kesehatan masyarakat juga dapat memainkan peran kunci dalam memantau berapa banyak yodium yang diterima penduduk serta bertindak untuk memastikan kelompok yang berisiko dapat menerima cukup yodium dalam makanannya.
http://health.detik.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar