Tampilkan postingan dengan label Faktor Perkembangan Anak. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Faktor Perkembangan Anak. Tampilkan semua postingan

Kamis, 23 Mei 2013

5 Tanda Anak Mengalami Gejala Awal Gangguan Mental


Jakarta, Anak-anak nakal itu biasa, maka segala tingkah laku anak yang sekiranya tidak lazim biasanya orang tua memaklumi. Di satu sisi, gangguan mental bisa muncul sejak masih kanak-kanak, namun sulit dideteksi karena pemakluman ini.

Para peneliti di Harvard Medical School menemukan bahwa 50 persen kasus gangguan mental yang bertahan hingga seumur hidup bisa dikenali sejak usia 14 tahun. Saat usia mencapai 24 tahun, kemungkinannya bertambah menjadi 75 persen. Padahal semakin baik mendapat penanganan, maka kemungkinan sembuh juga semakin besar.

Centers for Disease Control and Prevention (CDC) di AS menerangkan bahwa di antara anak-anak berusia 3 - 17 tahun, sebanyak 1 dari 5 anak memiliki gangguan mental. Gangguan tersebut berupa Attention deficit hyperactivity disorder (ADHD), gangguan perilaku, autisme, gangguan mood dan kecemasan, penyalahgunaan zat dan sindrom Tourette.

Untuk mengetahuinya, ada 5 tanda-tanda peringatan yang bisa dideteksi pada anak-anak seperti dilansir Medical Daily, Rabu (22/5/2013).

1. Perubahan suasana hati yang bertahan lama
Perubahan suasana hati yang berlangsung selama 2 minggu bisa menjadi indikator kuat dari gangguan mental yang serius pada anak. Perubahan yang dimaksud biasanya berkisar dari hiperaktif menjadi melankolis dalam rentang waktu singkat tanpa penyebab yang jelas. Hal itu merupakan tanda awal gangguan bipolar.

Menurut lapioran American Academy of Child and Adolescent Psychiatry (AACAP), sekitar sepertiga dari 3,4 juta anak-anak dan remaja di AS yang didiagnosis dengan depresi didahului oleh gangguan bipolar. Perubahan suasana hati secara tiba-tiba dan hiperaktif yang disertai dengan kelesuan berpotensi menghasilkan gangguan kronis.

2. Ketakutan atau kekhawatiran yang berlebihan
Ketakutan dan kekhawatiran pada anak-anak umum dialami oleh anak usia dini. Biasanya yang paling sering ditakuti adalah kegelapan, makhluk-makhluk khayalan, atau terpisah dari pengasuhnya. Pada anak-anak SD, yang sering dicemaskan adalah masa menjelang masuk sekolah dan khawatir tentang penerimaan sosial di antara teman-teman sebayanya.

Namun apabila ketakutannya berlebihan sampai mengganggu aktifitas sehari-hari, nampaknya perlu dilakukan penanganan. Anak-anak yang didiagnosis dengan kecemasan sering menunjukkan kekhawatiran secara spesifik.

3. Perubahan perilaku yang ekstrim
Perilaku menentang adalah wajar bagi anak-anak. Sering kali perilaku ini didorong oleh keinginan mengetes, apakah dirinya bisa berbuat sesuatu tanpa harus meminta izin orang tua. Namun terkadang perilaku menentang atau memberontak ini bisa disebabkan oleh masalah yang serius.

Gangguan oposisi pemberontak atau oppositional defiant disorder (OOD) umumnya dimulai saat anak berusia 8 tahun, Biasanya dimulai sebelum masa remaja awal. Contoh perilaku mengkhawatirkan yang akan memicu pembangkangan demi pembangkangan adalah membeli beberapa video game tanpa keinginan untuk benar-benar memainkannya.

4. Perubahan fisik
Diperkirakan sekitar 80 persen orang dengan penyakit mental serius mengalami kelebihan berat badan atau obesitas. Perubahan penampilan fisik yang mendadak dan tidak sesuai dengan pubertas dapat menjadi indikator kuat bahwa anak tengah menderita gangguan. Demikian pula penurunan berat badan akibat kurangnya nafsu makan.

Perubahan tubuh yang disebabkan oleh penyalahgunaan alkohol atau obat adalah gejala depresi pada remaja. Ini terlihat dari kurangnya perhatian terhadap penampilannya sendiri. Anak juga berisiko lebih besar terkena depresi jika salah satu atau kedua orang tuanya menderita penyakit yang sama.

5. Kurang konsentrasi.
Anak-anak yang sulit berkonsentrasi secara ekstrim berpotensi mengidap gangguan mental. Oleh karena itu, penting untuk membedakan anak yang hanya ingin menonton acara televisi favorit saja dibandingkan anak yang tidak mampu berfokus pada acara TV kesukaannya.

Ketidakmampuan untuk berkonsentrasi pada tugas sederhana adalah gejala ADHD atau depresi. Kurangnya fokus mungkin disebabkan pikiran yang berlebihan, rasa malu, bersalah dan takut yang bisa sangat berbahaya jika menuju pemikiran tentang bunuh diri. Kesulitan berkonsentrasi pada anak sering mempengaruhi kehidupan akademik dan sosialnya.


http://health.detik.com

Selasa, 21 Mei 2013

7 Langkah Bebas Stres Saat Mengajak Balita Anda Berlibur

img
Jakarta - Ketika datang musim liburan, tentunya semua keluarga ingin ikut merasakannya dengan bepergian ke luar kota ataupun negeri. Namun, jika sudah memiliki anak, membawa serta sang buah hati, terutama yang berusia balita, kadang-kadang menjadi hal yang menyenangkan sekaligus tricky.

Membawa serta anak berusia balita dalam liburan yang Anda lakukan kadangkala membutuhkan kesabaran ekstra. Dirangkum dari situs babble.com, berikut adalah tujuh tips agar tetap nyaman membawa anak-anak saat liburan.

1. Isi Gadget dengan Permainan Kesukaannya, Foto Keluarga, dan Video Dirinya
Isilah gadget ataupun tablet Anda dengan games-games kesayangan sang buah hati untuk mencegahnya bosan selama perjalanan. Ketika moodnya sudah mulai ceria, mulailah menjelaskan foto-foto keluarga Anda agar ia lebih mengenal keluarganya. Melihat mengenai orang lain terus menerus tentu akan membuatnya bosan, setelah itu perlihatkan saja video tentang dirinya, baik yang diambil secara sembunyi-sembunyi ataupun tidak, untuk mengembalikan keceriaannya seperti semula.

2. DVD Player Portable
Saat liburan, jangan ubah waktu tidur anak. Jika memang anak setiap harinya tidur pukul 20.00 atau 21.00, usahakan rutinitas itu tetap terjadi. Menjaga rutinitas tidur anak inilah yang bisa membuat Anda bosan sendiri di hotel. Anda tentunya tak bisa meninggalkan anak yang sudah tidur untuk pergi lagi menikmati suasana malam di lokasi liburan.

Kalaupun ingin menonton televisi, Anda takut suaranya bisa membuat tidur anak terganggu. Di sinilah DVD player portable bisa menjadi penyelamat. Jangan lupa membawa serta headphone agar suara film tetap bisa terdengar tanpa mengganggu buah hati yang tertidur lelap.

Membaca dapat menjadi alternatif pilihan lain. Tetapi kegiatan tersebut tentunya akan sulit dilakukan pada ruangan dengan pencahayaan remang ketika si kecil tertidur bukan?

3. Suite Room
Jika Anda ingin tetap dapat berbincang-bincang dengan pasangan meskipun sang buah hati tengah terlelap, ada baiknya pilihlah suite room atau suite hotel untuk menginap. Suite room juga menawarkan fasilitas yang menarik seperti cemilan-cemilan di kala tea time dan juga double TV yang memudahkan Anda dan pasangan dalam menonton tayangan yang berbeda.

4. Room with View
Ketika bepergian bersama anak, pastikan Anda memilih kamar dengan pemandangan luar yang nyaman dan indah. Balita biasanya mudah bosan, dan dengan memberikannya pemandangan keluar dari kamar Anda, memberikannya tontonan yang mengasyikan, seperti lalu-lalang orang yang melintas, anak-anak sebayanya yang sedang bermain, ataupun pemandangan taman yang menyejukkan mata.

5. Mainan Baru
Buatlah sang buah hati senang dengan hal yang cukup mudah seperti membelikannya ransel kecil agar ia dapat membawa mainannya sendiri. Ia dapat mengisi buku cerita, mainan atau benda-benda lain favoritnya sendiri. Namun, tetap periksa apa yang ia bawa, karena anak-anak punya kebiasaan untuk mengisi tas dan membawa semua mainan yang ia sukai sehingga tasnya bisa terlalu berat.

6. Persediaan Plester Luka yang Cukup
Selain dapat digunakan untuk mengobati luka yang sering terjadi ketika buah hati bermain, band aid ataupun plester luka adalah salah satu item favorit yang disenangi anak-anak. Mereka senang memainkan plester. Mungkin salah satu cara agar ia tidak sembarangkan memainkan dan memboroskan plester yang Anda berikan adalah dengan batasi pemberian plester ketika ia bermain. Atau dapat pula dengan bermain sebagai dokter dan pasien, sehingga ia dapat berakting dan bertingkah layaknya dokter. Menggemaskan sekaligus mendidik.

7. Buku Gambar ataupun Papan Tulis Mini
Buku gambar ataupun papan tulis kecil, salah satu solusi yang baik untuk anak menghabiskan waktu dengan mengkreasikan sesuatu dan mengembangkan imajinasinya. Papan tulis mini dapat menggambar berulang kali tanpa harus menghambur-hamburkan kertas. Paperless!




http://wolipop.detik.com

5 Kesalahan yang Dilakukan Orangtua Saat Membesarkan Anak Usia 3-5 Tahun

img
Jakarta - Bagi Anda yang memiliki anak berusia 3-5 tahun, pernahkah merasa si kecil membuat kesabaran Anda habis? Anda tidak sendiri. Menurut pakar pendidikan anak, anak-anak berusia pra sekolah memang sedang dalam tahap bermain-main dengan kemampuannya yang di satu sisi sudah bisa mandiri, namun di sisi lain tetap butuh perhatian dan cinta.

"Usia ini adalah usia paling aktif dan membuat frustasi untuk orangtua," ujar Michele Borba, EdD, penulis buku 'The Big Book of Parenting Solutions'.

Di masa usia anak paling aktif dan membuat frustasi ini, tidak sedikit orangtua yang justru melakukan kesalahan. Kesalahan-kesalahan berikut ini justru membuat orangtua makin pusing dan anak tidak terkontrol. Berikut ini lima kesalahan umum orangtua saat membesarkan anak usia 3-5 tahun seperti dipaparkan WebMD:

Kesalahan 1: Tidak Konsisten

Perintah dan rutinitas membuat si kecil merasa memiliki tempat perlindungan dari dunia yang mereka lihat tidak dapat diprediksi," ujar Spesialis Perkembangan Anak, Claire Lerner, seperti dikutip WebMD. "Saat ada sesuatu yang sudah bisa diprediksi dan dilakukan dengan rutin, ini membuat anak merasa lebih nyaman dan aman. Mereka pun jadi lebih bersikap manis dan tenang karena tahu apa yang akan terjadi," tambahnya.

Solusi: Sebisa mungkin, usahakan lakukan segala sesuatunya sesuai rutinitas yang sudah dibuat. Melakukan hal itu secara konsisten memang sulit, apalagi jika dalam mengasuh anak Anda dibantu oleh orang lain (babysitter atau orangtua). Namun minta semua orang untuk ikut berperan serta dalam membuat rutinitas ini.

"Jangan sampai anak mendapatkan pesan berbeda," ujar dokter anak Tanya Remer Altman, penulis 'Mommy Calls: Dr Tanya Aswers Parents' Top 101 Questions about Babies and Toddlers.

Kesalahan 2: Terlalu Banyak Membantu Anak

Beberapa orangtua akan langsung membantu balita mereka saat si kecil tidak bisa melakukan sesuatu. Sebelum melakukannya, Anda harus paham bahwa dengan menolong anak misalnya memakai sandal atau memasang puzzle saat bermain, bisa membuat anak berpikir dia tidak bisa melakukannya sendiri atau dengan kata lain anak tidak kompeten.

"Orangtua yang terlalu sering membantu anak melakukan sesuatu, mereka menyabotase kemampuan anak untuk percaya pada dirinya," ujar Betsy Brown Braun, penulis 'You're Not the Boss of Me'.

Solusi: "Orangtua harus mengajarkan anak untuk berusaha sendiri," jelas Braun. Saat melakukannya, Anda tentu saja boleh memberinya semangat. "Jadilah cheerleader untuknya. Anda bisa mengatakan, ayo nak kamu bisa," tambah Brown.

Kesalahan 3: Fokus Pada Hal Negatif

Orangtua akan mudah terpancing emosinya ketika melihat anak melakukan hal-hal negatif dan tidak terlalu peduli atau bahkan ingat akan hal positif yang dilakukan anak. "Orangtua fokus pada apa yang tidak ingin anak mereka lakukan. Mereka akan mengatakan, 'jangan memukul', 'jangan melempar', 'jangan pipis di celana'," jelas Altman.

Solusi: Mulailah memperhatikan hal-hal positif yang anak lakukan dan berikan mereka hadiah jika berperilaku baik. Hadiah tersebut tidak harus berupa barang. Cukup dengan pujian atau memberikan mereka pelukan dan cium. "Hal-hal itu bisa berhasil untuk anak-anak usia pra sekolah," tutur Altman.

Altman pun mencontohkan bentuk pujian apa yang bisa Anda ucapkan pada anak. "Aku senang melihat kamu bisa berteman dengan anak-anak di taman bermain". "Aku senang kamu bilang terimakasih saat nenek membantumu mengambil mainan."

Kesalahan 4: Terlalu Banyak Bicara

Bicara pada balita bisa jadi salah satu cara untuk membuatnya menurut dan memahami sesuatu. Namun cara itu tidak tepat dilakukan saat mereka marah atau menunjukkan sikap memberontak.

"Bicara akhirnya bisa membuat pola bicara-merajuk-berdebat-berteriak-memukul," ujar Thomas W. Phelan, Ph.D. "Balita bukan orang dewasa. Mereka tidak bisa berpikir logis dan mereka tidak bisa mengasimilasi apa yang Anda katakan padanya," jelas penulis buku '1-2-3 Magic: Effective Discipline for Children 2-12' itu.

Solusi: Phelan menyarankan, saat Anda meminta anak melakukan sesuatu, jangan mendiskusikannya atau membuat kontak mata. Kalau anak tidak mau mematuhinya, berikan peringatan atau hitung sampai tiga. Jika anak masih menolak, berikan time-out atau segera berikan 'hukuman', tanpa Anda harus menjelaskan.

Kesalahan 5: Lupa Mengajak Bermain

Banyak orangtua yang merasa perlu untuk membanjiri anak mereka dengan program-program pendidikan. Padahal belum tentu cara itu disukai anak. Hal yang justru membuat anak berkembang di usia 3-5 tahun adalah bermain, begitulah menurut psikolog dan penulis 'Playful Parenting', Lawrence J. Cohen, PhD.

"Dengan bermain otak anak berkembang sangat baik. Saat bermain anak akan secara natural membiarkan diri mereka mendapatkan tantangan, tidak terlalu gampang atau terlalu berat," jelasnya.

Solusi: Biarkan anak punya waktu bermain yang cukup. Anak-anak usia pra sekolah mendefinisikan bermain sebagai melakukan apa yang mereka memang ingin lakukan.

"Anak-anak pra sekolah suka melakukan tugas rumah tangga, tapi itu mereka anggap bermain, bukan tugas mereka. Mereka memilih melakukannya karena mereka senang melakukan hal itu," ujar Cohen.



http://wolipop.detik.com

Sabtu, 18 Mei 2013

2 Bocah Kembar Ini Lahir Prematur dengan Jarak 14 Hari


Jakarta, Saudara kembar biasanya dilahirkan dalam hari yang sama dan hanya berbeda hitungan menit atau jam. Namun tidak bagi 2 gadis kecil ini, mereka adalah saudara kembar yang jarak ulang tahunnya adalah 14 hari.

Alessia (3) dilahirkan secara normal pada tanggal 2 Februari 2010. Sementara saudara kembarnya, Lara Deleo (3), baru dilahirkan melalui operasi caesar 14 hari kemudian yaitu pada tanggal 16 Februari 2010.

Menurut tim dokter yang menanganinya, kasus perbedaan jarak lahir bayi kembar seperti ini sangat langka. Namun walaupun tidak memiliki hari ulang tahun yang sama, Alessia dan Lara secara resmi digolongkan sebagai saudara kembar, seperti dikutip dari Daily Mail, Sabtu (17/5/2013).

Orang tua mereka, Linda (38) dan Nick Deleo (38), sebelumnya tidak mengetahui akan ada penundaan dalam proses kelahiran bayi kembar mereka.

Ketika mereka pergi ke Women and Children's Hospital pada bulan Februari 2010, mereka baru diberitahu bahwa proses kelahiran bayi kembar mereka akan mengalami perbedaan waktu lahir sekitar 2 minggu.

Alessia lahir prematur saat usia kandungan ibunya 26 pekan, sementara adiknya Lara lahir saat usia kandungannya 28 pekan. "Ketuban saya bocor dan pecah saat Alessia lahir. Namun proses kelahiran dihentikan untuk menjaga Lara tetap di dalam kandungan saya," ungkap Linda.

"Para dokter memutuskan tujuan langkah berikutnya adalah menjaga Lara di dalam kandungan saya selama mungkin untuk membantunya tumbuh," imbuhnya.

Linda melanjutkan, setelah Alessia lahir ia tetap tinggal di rumah sakit dan mendapat suntikan steroid untuk membantu paru-paru Lara agar lebih kuat. Para dokter akhirnya merasa sudah cukup lama dan memutuskan untuk melakukan operasi caesar.

Setelah lahir, Alessia menghabiskan waktu 15 pekan di rumah sakit. Sedangkan Lara menghabiskan waktu sekitar 13 pekan di rumah sakit. Hal ini dilakukan agar saudara kembar ini bisa pulang bersama.

Kini dengan kondisi hari ulang tahun yang berbeda, keluarga Deleo selalu mengadakan pesta besar tidak di hari lahir salah satunya. Namun masing-masing memiliki perayaan sendiri pada hari yang kelahiran mereka sebenarnya, hanya saja pesta yang diadakan lebih kecil.



http://health.detik.com

Jumat, 01 Maret 2013

Perkembangan Gerakan Motorik Pada Anak


Perkembangan Gerakan Motorik Pada Anak
Pada umumnya anak memiliki pola pertumbuhan dan perkembangan normal yang merupakan hasil interaksi banyak faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak.
Perkembangan anak merupakan suatu proses tumbuh kembang yang seharusnya diperhatikan dengan istimewa oleh para orangtuanya masing-masing. Dengan demikian, anak akan tumbuh dan berkembang dengan memaksimalkan seluruh potensi yang dimilikinya.

1.   Perkembangan Motorik Kasar.
Tugas perkembangan jasmani berupa koordinasi gerakan tubuh, seperti berlari, berjinjit, melompat, bergantung, melempar dan menangkap,serta menjaga keseimbangan. Kegiatan ini diperlukan dalam meningkatkan keterampilan koordinasi gerakan motorik kasar. Pada anak usia 4 tahun, anak sangat menyenangi kegiatan fisik yang mengandung bahaya, seperti melompat dari tempat tinggi atau bergantung dengan kepala menggelantung ke bawah. Pada usia 5 atau 6 tahun keinginan untuk melakukan kegiatan berbahaya bertambah. Anak pada masa ini menyenangi kegiatan lomba, seperti balapan sepeda, balapan lari atau kegiatan lainnya yang mengandung bahaya.

2.   Perkembangan Gerakan Motorik Halus.
Perkembangan motorik halus anak taman kanak-kanak ditekankan pada koordinasi gerakan motorik halus dalam hal ini berkaitan dengan kegiatan meletakkan atau memegang suatu objek dengan menggunakan jari tangan. Pada usia 4 tahun koordinasi gerakan motorik halus anak sangat berkembang bahkan hampir sempurna. Walaupun demikian anak usia ini masih mengalami kesulitan dalam menyusun balok-balok menjadi suatu bangunan. Hal ini disebabkan oleh keinginan anak untuk meletakkan balok secara sempurna sehingga kadang-kadang meruntuhkan bangunan itu sendiri. Pada usia 5 atau 6 tahun koordinasi gerakan motorik halus berkembang pesat. Pada masa ini anak telah mampu mengkoordinasikan gerakan visual motorik, seperti mengkoordinasikan gerakan mata dengan tangan, lengan, dan tubuh secara bersamaan,antara lain dapat dilihat pada waktu anak menulis atau menggambar.

3.   Perkembangan Otak dan Susunan Syaraf Pusat.
Perkembangan otak manusia yang sangat pesat terjadi pada masa prenatal dan beberapa bulan setelah kelahiran pada masa sebelum kelahiran diperkirakan 250.000 sel-sel otak terbentuk setiap menit melalui proses pembelahan sel yang disebut mitosis. Setelah lahir sebagian besar sel-sel otak yang berjumlah 100 milyar terbentuk secara matang perkembangan yang dimulai dari atas yaitu kepala dan berlanjut secara teratur ke bagian bawah tubuh. Semua tergantung pada kesehatan anak itu sendiri. Pada usia 4-5 tahun kepala anak hanyaberukuran seperlima dari ukuran tubuhnya dan pada usia 6 tahun kepada anak memiliki ukuran sepertujuh dari ukuran kepalanya. Pada usia 6 tahun anak telah memiliki proporsi tubuh yang akan mewarnai proporsi tubuhnya di masa dewasa. Secara normal bertambah tinggi badan selama masa kanak-kanak hanya sebanyak 2,5 inchi setahun dan berat badan secara normal hanya bertambah 2,5-3,5 kilogram setahun.
Prinsip-prinsip Perkembangan Fisiologis Anak Usia Taman Kanak-kanak.
Prinsip utama perkembangan fisiologis anak usia dini adalah koordinasi gerakan motorik, baik motorik kasar maupun halus. Pada awal perkembangannya, gerakan motorik anak tidak terkoordinasi dengan baik. Seiring dengan kematangan dan pengalaman anak kemampuan motorik tersebut berkembang dari tidak terkoordinasi dengan baik menjadi terkoordinasi secara baik. Prinsip utama perkembangan motorik adalah kematangan, urutan, motivasi, pengalaman dan latihan ataupraktek.
Kematangan syaraf.
Pada waktu anak dilahirkan hanya memiliki otak seberat 2,5% dari berat otak orang dewasaSyaraf-syaraf yang ada di pusat susunan syaraf belum berkembang dan berfungsi sesuai perkembangannya. Sejalan dengan perkembangan fisik dan usia anak, syaraf-syaraf yang berfungsi mengontrol gerakan motorik mengalami prosesneurogical maturation.Pada anak usia 5 tahun syaraf-syaraf yang berfungsi mengontrol gerakan motorik sudah mencapai kematangannya dan menstimuasi berbagai kegiata motorik yang dilakukan anak secara luas. Otot besar yang mengontrol gerakan motorik kasar seperti berjalan,berlari, melompat dan berlutut, berkembang lebih cepat apabila dibandingkan dengan otot halus yang mengontrol kegiatan motorik halus, diantaranya menggunakan jari-jari tangan untuk menyusun puzzle, memegang gunting atau memegang pensil.
Pada waktu bersamaan persepsi visual motorik anak ikut berkembang dengan pesat, seperti mengisi gelas dengan air, menggambar, mewarnai dengan tidak keluar garis. Di usia 5 tahun anak telah memiliki kemampuan motorik yang bersifat komplek yaitu kemampuan untuk mengkombinasikan gerakan motorik dengan seimbang, seperti berlari sambil melompat dan mengendarai sepeda.
Ketika anak mampu melakkan suatu gerakan motorik, maka akan termotivasi untuk bergerak kepada motorik yang lebih luas lagi. Aktivitas fisiologis meningkat dengan tajam. Anak seakan-akan tidak mau berhenti melakukan aktivitas fisik, baik yang melibatkan motorik kasar maupun motorik halus. Pada saat mencapai kematangan untuk terlibat secara aktif dalam aktivitas fisik yang ditandai dengan kesiapan dan motivasi yang tinggi dan seiring dengan hal tersebut, orang tua dan guru perlu memberikan berbagai kesempatan dan pengalaman yang dapat meningkatkan keterampilan motorik anak secara optimal. Peluang-peluang ini tidak saja berbentuk membiarkan anak melakukan kegiatan fisik akan tetapi peru di dukung dengan berbagai fasilitas yang berguna bagi pengembangan keterampilan motorik kasar dan motorik halus.

Perkembangan Anak Pada Masa Usia Dini

Perkembangan Kemampuan Kognitif Anak
Pada masa usia dini anak mengalami masa keemasan (the golden years) yang merupakan masa dimana anak mulai peka/sensitif untuk menerima berbagai rangsangan. Masa peka pada masing-masing anak berbeda, seiring dengan laju pertumbuhan dan perkembangan anak secara individual.

Masa peka adalah masa terjadinya kematangan fungsi fisik dan psikis yang siap merespon stimulasi yang diberikan oleh lingkungan. Masa ini juga merupakan masa peletak dasar untuk mengembangkan kemampuan kognitif, motorik, bahasa, sosio emosional, agama dan moral.
Perkembangan anak usia dini adalah masa-masa kritis yang menjadi fondasi bagi anak untuk menjalani kehidupannya di masa yang akan datang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian dari potensi kecerdasan manusia berkembang dengan pesat pada usia dini.
Perkembangan anak pada masa-masa tersebut memberikan dampak terhadap kemampuan intelektual, karakter personal dan kemampuannya bersosialisasi dengan lingkungan. Kesalahan penanganan pada masa perkembangan anak usia dini akan menghambat perkembangan anak yang seharusnya optimal dari segi fisik maupun psikologi.
Perkembangan anak usia dini, secara khusus ditujukan untuk mendefinisikan perkembangan anak usia 0-8 tahun. Perkembangan anak berbeda dengan pertumbuhannya. Perkembangan anak lebih merujuk pada parameter kualitatif. Sedangkan pertumbuhan anak, kebih bersifat kuantitatif. Dengan demikian, yang dimaksud dengan perkembangan anak usia dini adalah kemajuan kualitas fungsi fisik, psikologi maupun sinergi dari keduanya.
Perkembangan anak usia dini meliputi beberapa bagian, yaitu:
1.   Perkembangan kemampuan motorik.
Seiring dengan pertumbuhannya, sistem syaraf anak anda semakin matang. Ada 2 tipe kemampuan motorik. Yang pertama adalah kemampuan motorik di mana anak anda mampu menggerakkan bagian tubuhnya yang besar, seperti tangan dan kaki. Berjalan, berlari, keseimbangan tubuh dan koordinasi gerak merupakan bentuk perkembangan anak usia dini pada kemampuan motorik.
Yang perlu dievaluasi pada tahap perkembangan ini adalah kekuatan otot, kualitas gerakan dan sejauh mana anak mampu melakukan gerakan. Sedangkan perkembangan kemampuan motorik yang ke dua adalah kemampuan anak untuk menggerakkan bagian-bagian kecil dari tubuhnya. Seperti jari tangan, jari kaki dan mata. Kemampuan motorik ini dapat dilihat dari kemampuan anak melempar dan menangkap sesuatu, menggambar maupun meraih benda.

2.   Perkembangan fungsi fisik.
Perkembangan anak usia dini pada fungsi fisiknya mengikuti pola tertentu, diantaranya; perkembangan bagian tubuh yang besar lebih awal dibandingkan bagian tubuh yang kecil. Misalnya, perkembangan fungsi tangan dan kaki lebih dulu dibandingkan jari. Pola selanjutnya adalah perkembangan bagian-bagian utama tubuh lebih dahulu dibandingkan bagian lainnya.
Bagian-bagian utama seperti lambung, jantung dan organ inti lainnya lebih dulu dan lebih kuat dibandingkan perkembangan fungsi kaki dan tangan. Dan pola yang terakhir adalah dari bagian atas tubuh menuju bagian bawah. Perkembangan anak usia dini untuk memfungsikan fisiknya dimulai dari kepala baru kemudian ke bagian kaki. Inilah sebab mengapa bayi lebih dulu mampu mengangkat kepalanya dibandingkan berguling.

3.   Perkembangan kemampuan kognitif.
Perkembangan anak usia dini meliputi perkembangan kemampuan kognitifnya. Kemampuan kognitif ini barkaitan dengan daya ingat, kemampuan menganalisa maupun kemampuannya memecahkan masalah. Anak usia dini adalah peneliti kecil, mereka aktif melakukan percobaan dan menganalisa apa yang ada di sekelilingnya. Di sini dukungan lingkungan untuk menunjang perkembangan kognitif anak sangat diperlukan. Interaksi yang sehat antara anak dan lingkungan dapat mengoptimalkan perkembangan kognitifnya.

4.    Perkembangan kemampuan berbahasa.
Penelitian menunjukkan bahwa bagaimana cara orang tua berbicara akan memainkan peran penting dalam perkembangan kemampuan berbahasa pada anak. para peneliti meyakini bahwa penggunaan bahasa ibu akan memudahkan anak untuk belajar bahasa lebih cepat. Awalnya anak hanya mampu mengoceh, kemudian dia mulai bisa mengucapkan sebuah kata. Dengan terus berlatih, anak anda akan mulai bisa menggabungkan 2 kata, hingga kemudian bisa membuat sebuah kalimat sederhana. Kemampuan anak berbahasa merupakan cermin dari kecerdasan anak.
Selain dukungan dari orang-orang terdekat maupun lingkungan sekitarnya, perkembangan anak usia dini perlu didukung pula oleh suplai nutrisi yang mencukupi. Ini dikarenakan pada masa perkembangan anak usia dini dibutuhkan zat-zat gizi penting untuk proses pematangan jaringan tubuhnya dan untuk menyediakan energi dalam proses anak bereksplorasi.
http://www.ibudanbalita.net/938/perkembangan-anak-pada-masa-usia-dini.html

Kamis, 07 Februari 2013

Faktor Perkembangan Anak


Pada umumnya anak memiliki pola pertumbuhan dan perkembangan normal yang merupakan hasil interaksi banyak faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas tumbuh kembang anak antara lain:
FAKTOR DALAM
  • Ras/etnik atau bangsa : Anak yang dilahirkan dari ras/bangsa Amerika, maka ia tidak memilki faktor herediter ras/bangsa Indonesia atau sebaliknya
  • Keluarga: Ada kecenderungan keluarga yang memiliki postur tubuh tinggi, pendek, gemuk atau kurus
  • Umur : Kecepatan pertumbuhan yang pesat adalah masa prenatal, tahun pertama kehidupan dan masa remaja.
  •  Jenis kelamin : fungsi reproduksi pada anak perempuan berkembang lebih cepat daripada laki-laki.. Tetapi setelah melewati masa pubertas, pertumbuhan anak laki-laki akan lebih cepat
  • Genetik : adalah bawaan anak yaitu potensi anak yang akan menjadi ciri khasnya. Ada beberapa kelainan genetik yang berpengaruh pada tumbuh kembang anak seperti kerdil.
  • Kelainan kromosom : Kelainan kromosom umumnya disertai dengan kegagalan pertumbuhanseperti pada sindroma Down's dan sindroma Turner's.
FAKTOR LUAR
Faktor prenatal
  • Gizi : Nutrisi ibu hamil terutama dalam trisemester akhir kehamilan akan mempengaruhipertumbuhan janin
  • Mekanis : Posisi fetus yang abnormal bisa menyebabkan kongenital seperti club foot
  • Toksi/zat kimia :beberapa obat-obatan dapat menyebabkan kelainan kongenital.
  • Radiasi Paparan radium dan sinar rontgen dapat kelainan pada janin seperti deformitas anggota gerak
  • Infeksi : Infeksi pada trimester pertama dan kedua oleh virus TORCH dapat menyebabkan kalainan pada janin, katarak, bisu tuli, retasdasi mental dam kelainan jantung.
  • Kelainan imunologi : Adanya perbedaan golongan darah antara janin dan ibu sehingga ibu membentuk antibodi terhadap sel darah merah janin, kemudian melalui plasenta masuk dalam peredaran darah janin dan akan menyebabkan hemolisis yang selanjutnya mengakibatkan kerusakan jaringan otak
  • Psikologi ibu : Kehamilan yang tidak diinginkan, perlakukan salah/kekerasan mental pada ibu hamil dan lain-lain
FAKTOR PERSALINAN
Komplikasi persalinan pada bayi seperti trauma kepala, asfiksia dapat menyebabkan keruskaan jaringan otak
FAKTOR PASCASALIN
  • Gizi : untuk tumbuh kembang bayi, diperlukan zat makanan yang adekuat
  • Penyakit kronis/kelainan kongenital : tuberkolosis, anemia, kelainan jantung bawaan mengakibatkan retardasi pertumbuhan jasmani
  • Lingkukan fisis dan kimia : Lingkungan sebagai tempat anak hidup berfungsi sebagai penyedia kebutuhan dasar anak. Sanitasi lingkungan yang kurang baik, kurangnnya sinar matahari, paparan sinar radioaktif, zat kimia tertentu mempunya dampak yang negatif terhadap pertumbuhan anak.
PSIKOLOGIS
Hubungan anak dengan orang sekitarnya. Seorang anak yang tidak dikehendaki oleh orang tuanya atau anak yang selalu merasa tertetkan, akan mengalami hambatan di dalam pertumbuhan dan perkembangannya
SOSIO-EKONOMI
Kemisikinan selalu berkaitan dengan kekurangan makanan, kesehatan lingkungan yang jelek dan ketidaktahuan, akan menghambat pertumbuhan anak.
LINGKUNGAN PENGASUHAN
Pada lingkungan pengasuhan, interaksi ibu anak sangat mempengaruhi tumbuh kembang anak
STIMULASI
Pertumbuhan memerlukan rangsang/stimulasi khususnya dalam keluarga, misalnya penyediaan alat mainan, sosialisasi anak, keterlibatan ibu dan anggota keluarga lain terhadap kegiatan anak.
OBAT-OBATAN
Pemakaian kortikosteroid jangka lama akan menghamba pertumbuhan, demikian halnya dengan pemakaian obat perangsang terhadap susunan saraf yang menyebabkan terhambatnya produksi hormon pertumbuhan