Jumat, 15 Februari 2013

Manfaat Susu untuk Pertumbuhan


Susu dibutuhkan untuk memenuhi nutrisi anak. Tak hanya untuk pemenuhan nutrisi, susu juga dibutuhkan anak untuk menjaga kesehatannya hingga dewasa. Berikut ini keuntungan membiasakan si kecil minum susu sejak dini.
Tulang Sehat : Susu dan produk olahan susu adalah penyedia kalsium, fosfor, magnesium, dan protein, yang masing-masing esensial untuk pertumbuhan serta
perkembangan tulang yang sehat. Minum susu sejak kecil dan sepanjang hidup bisa membantu membuat tulang kuat dan memproteksinya dari berbagai penyakit, seperti osteoporosis (tulang keropos) hingga lanjut usia.
Gigi Sehat : Jumlah kalsium dan fosfor yang ada dalam produk susu juga baik untuk perkembangan dan menjaga kesehatan gigi. Dengan minum susu, gigi akan terlindungi dari ancaman kerusakan gigi akibat asam mulut. Ini bisa terjadi berkat kandungan casein yang berlaku sebagai lapisan tipis pelindung enamel.
Obesitas : Mereka yang sering minum susu dan makanan olahan susu bisa mempertahankan bentuk tubuh yang ideal.Minum susu dan makan produk olahan susu sebagai bagian dari diet dengan kalori terkontrol diketahui mampu mengurangi berat badan, terutama di sekitar perut. Mekanismenya memang
belum terlalu jelas, namun tampaknya berkaitan dengan jumlah kalsium yang terkandung dalam susu dan produk olahannya. Ternyata mitos yang mengatakan minum susu bikin gemuk tak benar, asal minum susu masih dalam jumlah yang wajar dan tepat. Jadi, supaya bahaya obesitas tidak mengintai si kecil, biasakan si kecil minum sususejak dini, ya.
Mencegah resiko Diabetes Tipe 2 : Studi mengungkapkan, minum susu rendah lemak secara rutin bisa mengurangi risiko diabetes tipe 2. Penyakit diabetes type 2 saat ini sudah banyak menghinggapi anak-anak. Dengan jumlah dan kadar yang tepat bisa membantu menjaga si anak jauh dari penyakit ini. Diperkirakan, hubungan antara mengkonsumsi susu dan menurunnya risiko diabetes tipe 2 adalah karena adanya kandungan kalsium dan magnesium dalam susu, atau bisa pula karena produk olahan susu memiliki indeks glikemik yang rendah, yang artinya bisa mengkontrol level gula darah.
Cairan Tubuh : Sering kita dengar, untuk terus menjaga hidrasi tubuh, disarankan untuk minum air setidaknya 6-8 gelas per hari. Dalam keadaan dehidrasi, kita akan merasa sulit berkonsentrasi dan kehilangan daya mengingat, mudah marah, serta tak enak badan. Minum susu adalah salah satu alternatif terbaik untuk menghidrasi tubuh. Satu penelitian terkini dari Amerika mengatakan, minum susu cokelat membantu mengisi kembali cairan tubuh setelah lelah beraktivitas. Jadi, jangan lupa untuk menyiapkan susu untuk si kecil setiap ia usai beraktivitas, ya.
Minum Susu Sebagai Kudapan Sehat
Di masa pertumbuhannya, anak-anak sangat mudah terserang rasa lapar, terutama jika mereka termasuk yang aktif atau gemar berolahraga. Kudapan merupakan cara yang paling tepat untuk memuaskan rasa lapar tersebut, sekaligus mendapatkan nutrisi yang dibutuhkan tubuh. Hanya saja, yang harus diperhatikan adalah jenis makanan yang tepat sebagai kudapan mereka. Anda tentu tidak ingin anak Anda malah terserang penyakit akibat salah memilih kudapan, khan?!
Pilihlah jenis makanan yang bisa meningkatkan atau memberikan pasokan energi bagi mereka, tanpa takut menjadi gemuk, yaitu yang mengandung karbohidrat kompleks yang tinggi protein, seperti roti gandum yang dikombinasikan dengan selai kacang, keju, atau, yang lebih mudahnya, minum susu.
Susu memiliki kandungan yang sangat baik untuk tubuh. Kandungan fosfor, magnesium, dan kalsium bisa memenuhi kebutuhan tubuh sekaligus menjaga kondisi tubuh dengan baik. Selain menjaga kesehatan,minum susu juga memiliki kandungan karbohidrat dan lemak yang bisa menahan lapar cukup lama sekaligus mengubah lemak menjadi energi. Ingatlah bahwa energi sangat dibutuhkan oleh anak-anak, terutama yang berada dalam masa perkembangan lanjutan, untuk membantunya beraktivitas lebih optimal.
Minum susu adalah cara termudah untuk mengkonsumsinya. Anda tidak perlu khawatir jika anak Anda termasuk yang kurang suka minum susu terlalu banyak. Sifat susu yang cair memudahkan Anda untuk bisa membentuknya menjadi kudapan jenis lain. Susu bisa dibentuk menjadi kudapan lain, seperti puding susu, es loli dari susu, kue kecil, dan lainnya. Selain itu, minum susu juga bisa dijadikan pilihan untuk anak yang sulit makan atau picky eater. Sediakan susu sebagai tambahan asupan nutrisi bagi anak. Jangan paksakan anak yang sulit makan, cukup berikan nutrisi tambahan lewat susu dan produk olahannya.
Bagi anak usia di atas setahun, terangD R.H.M.V. Ghazali MBA.MM, , kebutuhan terhadap susu memang masih ada. Tapi bukan berarti anak usia di atas setahun harus minum susu. "Tidak minum susu pun, anak bisa tetap sehat. Asalkan kebutuhan karbohidrat, protein, vitamin, dan mineralnya terpenuhi. Susu hanya untuk menyempurnakan bila kemampuan ekonomi memungkinkan."
Sebenarnya, tutur dokter spesialis anak dari Kid's World ini, sejak usia 4 bulan pun, susu bukanlah makanan wajib. Karena si bayi sudah memerlukan makanan tambahan, seperti biskuit, bubur susu, atau buah. Bahkan harus sudah diperkenalkan dengan makanan padat lain seperti nasi tim di usia 6 bulan ke atas.
Lain halnya bila usianya masih di bawah 4 bulan, "Susu sangat bermanfaat. Justru kalau tak diberikan susu, maka pertumbuhan bayi akan tertinggal. Dan susu yang terbaik ialah ASI. Karena itu, minimal sampai umur bayi 4 bulan harus diusahakan ASI saja sebagai makanan pokoknya."
ADA SESUATU DI MULUT,
Jadi, Bu, Pak, tak usah panik jika si kecil ogah minum susu bila usianya sudah di atas 4 bulan. Yang perlu dilakukan ialah mencari tahu penyebabnya. Apakah si anak diberi makanan yang keliru komposisinya? Misalnya, makanannya terlalu banyak manis-manis sehingga kadar glukosa darahnya sudah terkejar. Akibatnya, ia ogah minum susu dan bahkan, juga menolak kala disuruh makan. Lantaran ia merasa kenyang. "Bila gizi makanan anak tak seimbang antara lemak, protein, vitamin dan mineral, anak merasa tak lapar. Komposisi makanan yang tak berimbang itulah yang mengkondisikan anak jadi kenyang," jelas Ghazali.
Yang perlu diwaspadai, jika gizinya baik dan si anak pun sehat namun tiba-tiba ia menolak minum susu, mungkin ada sesuatu di mulutnya. Misalnya, sariawan, radang gusi, atau mau tumbuh gigi. Barangkali juga anak mengidap suatu penyakit yang menyebabkan ia tak nafsu dan tak mau makan, termasuk minum susu. Atau mungkin ada gangguan-gangguan di saluran pencernaan, mulai dari gangguan absorpsi makanan, sehingga makanan yang diberikan tak diserap.
Sementara pada bayi usia di bawah 4 bulan, lebih banyak dikarenakan faktor fisik atau anatomi yang terganggu. "Misalnya, pilek dan hidung tersumbat, sehingga anak bernafas sekaligus menelan di mulut. Ia tak bisa minum banyak," tutur Ghazali. Bisa jadi juga karena alergi, rhinitis, sehingga sulit diberi susu. Belum lagi jika ada gangguan di selaput lendir mulut atau di saluran cerna. Begitupun bila si bayi sudah terkena kontaminasi dengan penyakit sub klinis.
Jadi, minumnya tak bisa dipaksakan, harus dicari penyebabnya lebih dulu. Jika lantaran komposisi makanannya yang keliru, maka harus dibenahi. Tapi bila dikarenakan penyakit dan perlu bantuan dokter, ya, harus diobati dulu untuk menghilangkan penyebabnya.
TRAUMA PEMAKSAAN
Bisa terjadi pula, anak ogah minum susu justru lantaran faktor psikologis. Misalnya, ada anak yang mau minum susu di rumah neneknya, tapi di rumah tak mau. "Adanya suasana yang berubah akan mempengaruhi nafsu makan anak juga," ujar Ghazali.
Bahkan ada anak yang sampai "takut" berlebihan bila melihat botol susu. Setelah diselidiki ternyata ia bukan tak mau susu, tapi trauma pada pemaksaan yang dilakukan babysitter saat harus minum susu. Si pengasuh hanya mencari jalan pintas, ingin segera selesai pekerjaannya. Ia tak mengerti cara tersebut salah, karena pemaksaan, misalnya, dengan cara menjejali susu pada mulut si anak, akan menyisakan trauma. Sehingga lama-lama anak akan membenci makan dan menganggap susu suatu ancaman. Minum susu dibayangkan sebagai suatu penyiksaan.
"Trauma ini bisa terbawa sampai anak besar, lo," ujar Ghazali. Itulah mengapa setelah lepas dari usia bayi, tak sedikit anak yang ogah minum susu. Disamping, pada usia ini anak juga sudah punya rasa bosan dan ia bosan minum susu. Atau karena lingkungan keluarga,misalnya karena di dalam keluarga cuma ia sendiri yang minum susu dan lainnya tidak. Untuk faktor psikologis ini, penanganannya dilakukan secara kasus per kasus. Tak bisa disamaratakan karena tergantung penyebabnya.
KANDUNGAN SUSU
Celakanya, kala si anak ogah minum susu, yang sering terjadi justru orang tua memaksa.Bahkan tak jarang disertai ancaman, "Ayo, minum susu, nanti kalau tidak disuntik dokter!" atau diancam akan ditinggalkan, tak boleh ikut, dan lainnya. "Memperlakukan anak seperti itu sama sekali tak benar. Kalau anak tak mau, ya, tak mau saja. Jangan membuat anak merasa tak nyaman. Hanya karena demi kepuasan sang ibu, yang terlalu ambisius terhadap berat badan anak atau terlalu membandingkan dengan anak lain, sehingga bersifat pressure atau memaksa," jelas Ghazali.
Memang pada susu formula terdapat kandungan zat-zat yang dibutuhkan anak seperti karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral dan air. Bahkan ada pula yang ditambah zat tertentu semisal suplemen zat besi, zat yang membuat anak lebih pintar, atau zat untuk daya tahan lebih kuat, dan sebagainya. Sehingga para ibu pun "ngotot" harus memberikan susu tersebut.Apalagi jika anaknya juga sulit makan, semakin dipaksalah si anak minum susu. Karena dianggapnya susu tersebut bisa menggantikan gizi yang dibutuhkan anak dari makanan.
Padahal, "Kebutuhan gizi anak tak akan terpenuhi oleh susu-susu tersebut. Sebetulnya semua itu cuma tambahan atau suplemen. Belum tentu anak memerlukan zat tersebut," tegas Ghazali. Jikapun diperlukan, zat-zat tersebut sudah diperoleh dari makanan lain, seperti zat besi dari bayam dan hati ayam. Jadi, sangat tidak benar bila dianggap dengan minum susu bersuplemen berarti gizi anak sudah terpenuhi.
Orang tua, lanjut Ghazali, sebenarnya dapat dengan mudah menghitung kebutuhan gizi anak. Misalnya, anak umur 7 bulan, standar normalnya harus memiliki berat 8 kg dengan tinggi 67,5 cm. Ia membutuhkan 800 kalori per harinya. "Nah, mungkinkah mengandalkan susu? Berarti dalam satu hari ia harus minum susu 1,3 liter. Tentu saja mustahil anak seusia itu minum sebanyak itu. Kan, perutnya tidak muat."
TERGANTUNG KEBUTUHAN
"Kesalahan" lain yang dilakukan para ibu ialah cenderung berpatokan pada aturan minum yang tertera di kaleng kemasan susu. Jika si anak minum susu dalam jumlah yang kurang dari yang tertera di kaleng, dikatakan anaknya kurang atau ogah minum susu. Padahal, "Keterangan yang tertera itu sifatnya umum. Harus dilihat apakah anaknya besar dan kecil, apakah ia cukup memperoleh makanan padat. Karena itu semua mempengaruhi jumlah susu yang diminum. "
Mungkin saja, kata Ghazali, aturan yang tertera itu merupakan strategi bisnis semata. Artinya, ada kemungkinan takaran yang diberikan merupakan penggunaan maksimum agar susu cepat habis. "Jadi, bila anak sudah makan makanan padat, mungkin saja susu yang diperlukan tak sampai pada penggunaan yang maksimum."
Sebetulnya berapa banyak jumlah susu yang diperlukan dilihat berdasarkan kebutuhan anak. Antara lain dari berat badan. Misalnya, berat badan anak 4 kg. Ia membutuhkan 400 kalori. Tergantung jenis susu yang diminum, kira-kira 670 cc per hari. Itu bisa dibagi tiga jam sekali atau kapan anak mau. Begitu berat badan berubah, maka kebutuhan susu pun berubah.
Lainnya ialah makanan padat. Misalnya, bayi usia 7 bulan dengan berat 8 kg sudah mendapatkan satu kali nasi tim, buah sekali, biskuit sekali, bubur susu satu kali. Maka mungkin kebutuhan susunya tinggal 400 cc. Padahal mungkin waktu umur 4 bulan dia bisa 600-700 cc. Jadi, semakin banyak makanan padat diberikan, maka makin sedikit kebutuhan susunya.
Hal lain ialah tingkat metabolisme karena aktivitasnya. Anak yang banyak bergerak tentunya akan cepat lapar dibanding anak yang pasif. Karena anak yang aktif banyak mengeluarkan energi sehingga ia memerlukan asupan makanan lebih banyak lagi.
Jadi, bila anak ogah minum susu, yang terbaik ialah memenuhi kebutuhan gizinya dari makanan lain. Tentunya harus sesuai dengan persyaratan gizinya. Kalau tidak, akan berdampak pada tumbuh-kembang si anak. Misalnya, syarat yang tak terpenuhi ialah kalori atau lemak, maka berat badannya akan turun. Bila yang tak terpenuhi ialah protein, mungkin jangka panjangnya kepandaian si anak berkurang, proses pertumbuhannya yang membutuhkan protein jadi terhambat. Jika mineral yang kurang maka pembentukan gigi dan tulang yang akan terganggu.
Nah, Ayah-Ibu, bukan cuma susu yang bisa memenuhi kebutuhan si kecil. Jadi, kalau ia ogah minum susu, tak perlu cemas. Apalagi sampai memaksanya. Kasihan, kan!
Sumber : Dedeh Kurniasih/nakita

Tidak ada komentar:

Posting Komentar