Jakarta, Olahraga dan aktivitas anak sangat penting untuk membantu proses pertumbuhan. Selain itu, aktif dalam aktivitas yang disukai anak akan membuatnya bisa menemukan teman dan bersosialisasi sebanyak mungkin. Namun bagaimana jika porsi latihan olahraganya dipaksa dan terlalu berlebihan?
Penelitian yang baru mengungkapkan bahwa anak-anak yang terlalu banyak menghabiskan waktu untuk terlalu banyak untuk latihan tidak hanya akan membuatnya mencintai olahraga tersebut, tetapi juga cedera seumur hidupnya. Terlebih jika latihan ini dilakukan saat usia anak belum mencapai masa puncak perkembangannya.
Penelitian yang dilakukan di Loyola University Medical Center, Chicago, ini menyebutkan bahwa atlet muda yang mengkhususkan diri dalam satu bidang olahraga dan berlatih secara intensif memiliki risiko jauh lebih tinggi terhadap stres, patah tulang, dan cedera berlebihan lainnya. Sebab, anak-anak lebih rentan terhadap cedera tulang punggung jika mereka berlatih terlalu keras dan jauh sebelum tubuh mereka telah sepenuhnya berkembang.
Atlet muda yang menghabiskan waktu dengan jumlah jam lebih dari usianya per minggu dalam salah satu bidang olahraga, misalnya anak usia 12 tahun yang berlatih tenis 13 jam atau lebih dalam seminggu, maka mereka 70 persen lebih berisiko mengalami cedera serius di punggung, bahu, dan siku.
"Kita harus berhati-hati dalam memberikan porsi latihan, khususnya latihan yang hanya fokus di dalam satu jenis olahraga kepada anak pada masa sebelum dan sepanjang masa remajanya," ujar Dr. Neeru Jayanthi, dokter spesialis olahraga yang telah mempublikasikan hasil penelitiannya ini di dalam pertemuan American Medical Society for Sports Medicine (AMSSM), San Diego.
"Atlet muda tidak harus menghabiskan berjam-jam lebih banyak daripada usianya per minggu untuk latihan olahraga," lanjutnya, seperti dikutip dari NBC News, Senin (22/4/2013).
Antara tahun 2010 dan 2013, Jayanthi dan rekan-rekannya di Loyola and Lurie Childres's Hospital of Chicago mencari data tentang jumlah atlet muda yang dirawat akibat cedera. Mereka menemukan bahwa ada 1.206 atlet muda berusia 8-18 tahun yagn dirawat di rumah sakit tersebut. Total ada 859 kasus cedera, termasuk diantaranya 564 cedera berlebihan, 139 kasus cedera patah tulang punggung atau tungkai, cedera ligamen siku, dan cedera osteochondoral pada tulang rawan.
"Studi ini sangat baik untuk bisa menyediakan data tentang bahayanya menekan anak untuk sukses terlalu cepat pada olahraga tertentu. Tidak masalah jika anak mulai mengenal olahraga di usia 4 tahun, namun tidak untuk mengkhususkan diri dan terlalu banyak latihan," ujar Dan Gould, direktur Institute for the Study of Youth Sports di Michigan State University.
Penelitian ini tidak menentang anak-anak untuk berlari, melempar, memukul, atau menendang bola, namun ada baiknya untuk bisa memerhatikan usia anak dan tidak terlalu memaksa anak berlatih jika memang tubuhnya belum siap.
http://health.detik.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar